Selasa, 15 Mei 2012

Ijasah Sarjana Pendidikan Luar Sekolah dikeluhkan di Cianjur

Posted by admin on Mei 12, 2012 in Berita PLS, Berita Utama | Dibaca 47 91 Comments

sarjana1 Ijasah Sarjana Pendidikan Luar Sekolah dikeluhkan di CianjurBeberapa Sarjana PLS di Cianjur Mengeluh Beberapa Sarjana (S-1) Pendidikan Luar Sekolah (PLS) di Cianjur mengeluh. Pasalnya, ijazah yang dikantonginya itu tak bisa dipakai untuk diajukan kenaikan pangkat melalui penyesuaian ijazah (PI). Padahal, mereka telah menjalankan tugasnya sebagi pendidikan dan telah berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Anehnya, beberapa waktu yang lalu ada beberapa sarjana PLS yang telah mengajukan PI dan diterima. Tapi hal tersebut sekarang ini seakan dinyatakan tak berlaku lagi. Karena, meski telah beberapa kali mengajukan PI, berkas pengajuan tersebut selalu dikembalikan. Alasannya pun tak jelas. Hanya mengatakan, bagi guru yang mememiliki ijazah Sarjana PLS tidak bisa mengajukan PI.

“ Berkas PI dari guru yang memiliki ijazah sarjana PLS itu telah kami ajukan ke BKN, tapi selalu dikembalikan lagi. Kami pun tidak mengerti,” kata salah seorang karyawan di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kab. Cianjur.

Karuan saja hal tersebut mengundang tanya mereka yang mengantongi ijazah Sarjana PLS. “ Ini aturan mana yang akan dipakai dan kenapa yang dulu bisa dan sekarang tak bisa,” tanya beberapa guru yang memiliki ijazah Sarjana PLS sambil meminta namanya untuk dirahasiakan.

Padahal, lanjut mereka, bagi guru yang telah memiliki ijazah sarjana, bisa mengajukan kenaikan pangkat. Hal tersebut sesuai dengan Permendagri No 34/2012 Tentang Pemberian Izin Belajar Dan Kenaikan Pangkat Penyesuaian Ijazah Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri Bab III Kenaikan Pangkat Penyesuaian Ijazah Pasal 12.

Melihat kenyataan tersebut, alangkah bijaknya jika pihak pemerintah dan dinas instansi terkait memberikan penjelasan pada mereka yang memiliki ijazah sarjana PLS dan mereka yang masih duduk di bangku kuliah. Hingga tak ada tudingan miring terhadap petugas di daerah maupun di pusat.

Imadiklus Ada IMADIKLUS Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah Apa reaksi anda setelam membaca artikel diatas apahanya pencet like, dan atau hanya sekedar shere, karena dengan berkomentar anda sudah membantu budaya baca dan menulis, adakah reaksi yang akan kalian lakukan, adakah bantuan pihak birokrat yang meluluskan kalian icon biggrin Ijasah Sarjana Pendidikan Luar Sekolah dikeluhkan di Cianjur

Agar lebih semangat baca juga PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH ADALAH SARJANA SEMUA JURUSAN WHY….???

Sumber http://www.metropuncaknews.com/read/2012/05/12/14067/beberapa-sarjana-pls-di-cianjur-mengeluh
www.imadiklus.com

BELAJAR TANPA SEKOLAH

Posted by Ronggo Tunjung Anggoro on November 29, 2010 in Artikel dan Opini, Berita Utama, Lomba Artikel, Pendidikan masyarakat

Nama DEWI ERNI LOGANANTAbaca BELAJAR TANPA SEKOLAH
Email dwlogananta4@gmail.com
Asal Insatansi/Univ UNNES
NO HP o85640165xxx

BELAJAR TANPA SEKOLAH

Mari kita buka mata. Ini nyata, hanya di Indonesia. Negara yang birokrasinya super lama. Negara yang penduduk miskinnya makin banyak. Negara yang orang bunuh dirinya rata-rata lima orang setiap harinya. Negara yang kriminalitas dan tindakan asusila mulai merambah kemana-mana. Negara yang, padahal belum maju, tapi mulai memundur. Ini Indonesia.

Indonesia, dari segala aspek, ekonomi, politik, sosial, budaya, hankam, dan yang lainnya, memiliki banyak masalah. Masalah ini disebabkan oleh dua hal besar, kelemahan sistem dan kelemahan manusianya. Tapi dua hal ini bisa kita kerucutkan lagi menjadi satu masalah: kelemahan manusia, karena sistem juga di buat manusia. Kelemahan-kelemahan manusia ini adalah hasil dari akumulasi kesalahan sebuah sistem pada satu aspek kehidupan yaitu pendidikan. Masalah utama kita adalah lemahnya sistem pendidikan.

Terdapat satu tawaran dunia yang mulai maju akhir-akhir ini meskipun sebenarnya telah lebih dulu lahirnya. Pendidikan non-formal menjadi satu dari banyak solusi dari permasalahan pokok di atas. Tawaran-tawaran Pendidikan non-formal ini ternyata telah terbukti turut memberi kontribusi pada negara sebagai langkah solutif.

Diadakannya jurusan Pendidikan Nonformal pada perkuliahan di Tanah air, ini menjadi tapak awal perjuangan pendidikan nonformal. Pendidikan nonformal yang selanjutnya disebut pendidikan luar sekolah inilah yang menjadi minat bagi mereka yang terbilang pandai mencari peluang untuk dapat diterima pada Universitas/ Perguruan Tinggi, disebabkan peminat dan kuota yang sangat minim. Ini mungkin terjadi hanya pada beberapa mahasiswa. Beberapa dari mereka lainnya telah mempunyai motivasi dari orang-orang terdekat yang boleh dikata telah mengerti apa itu pendidikan luar sekolah.

Terlepas dari latar belakang apapun mahasiswa bisa berada pada jurusan itu, mereka mempunyai tantangan yang sangat berat. Akal dan mental mereka akan dikejjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan dadri mereka-mereka yang kurang tahu atau bahkan tidak tahu sama sekali mengenai PLS. Berat memang, namun tak harus menunggu 3 atau 4 tahun untuk dapat mennjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Di perkuliahan PLS-lah mereka akan tahu.

Mahasiswa-mahasiswa PLS inilah yang akan digembleng untuk menjadi Pemberdaya Masyarakat, merekalah yang akan merangkul kaum-kaum lapisan menengah ke bawah yang selama ini kurang dipandang dengan dua bola mata penuh, mereka jugalah yang akan menciptakan banyak pekerja bukan pengemis lowongan pekerjaan.

Harapan terbesar dari penulis pribadi adalah sebuah keberhasilan dalam merelasikan tiga unsur vital demi terciptanya kesejahteraan yang diimpikan. Tiga unsur itu yakni manajer, warga belajar dan pemilik dana. Hal itu dapat dikatakan sebagai inti dari program Pendidikan Luar Sekolah. Meskipun butuh usaha besar untuk hal itu, penulis menilai itu sebagai impian bukan mimpi.

Sebuah konsep yang ingin sekali penulis tawarkan adalah konsep mengenai perangkulan kaum-kaum kurang beruntung pada umumnya dan anak-anak korban eksploitasi pada khususnya pada rangkulan edukasi dunia. Mereka anak-anak yang terpaksa hidup di keliling sampah dan mereka yang semata-mata terjerumus dalam gank-gank yang kurang berorientasi positif pada kehidupan. Siapa yang akan merangkul mereka ? PLS bisa! Sangat bisa !

Konsep itu berupa kesatuan kegiatan yang akan menjadi tempat mereka belajar, berlatih, dan menngembangkan diri demi tercapainya tujuan hidup mereka masing-masing. Penulis di dalam hal ini akanm membawa sebuah kalimat yang berkarakter atau lebih dikenal dengan slogan yaitu “BELAJAR TANPA SEKOLAH . Sungguh inilah impian penulis sebagai mahasiswa PLS UNNES 2010. Konsep ini nantinya akan sangat membutuhkan stake holders yang tak sedikit. Penulis perlu memilih mitra yang suitable (cocok) untuk konsep program tersebut.

“BELAJAR TANPA SEKOLAH , penulis inginkan karena kosakata sekolah rupanya kian membuat jarak bagi dua kaum penikmat dan kaum melarat. Sekolah dijadikan sebagai kebanggaan yang dapat dikiaskan bahwa “pendidikan hanya dinikmati oleh mereka kaum ekonomi baik/ kaum konglomerat . Kaum konglomerat terus bersekolah dengan segudang uangnya sedang kaum melarat terus meratap menatap mimpi dengan segudang bebannya. Terlepas dari kata “sekolah  penulis ingin mereka belajar artinya mereka belajar tanpa bersekolah.

“BELAJAR TANPA SEKOLAH , ini merupakan kesatuan kegiatan yang diharapkan dapat dinikmati oleh seluruh mereka yang tergolong kurang beruntung. Dengan pendekatan-pendekatan progresiv tentunya konsep ini tidak mustahil untuk diwujudkan. Keterlibatan Negara dalam hal inipun sangat dibutuhkan untuk dapat bersama memberikan inspirasi dalam pengembangan “BELAJAR TANPA SEKOLAH  ini.

Follow up dari harapan awal tadi adalah terwujudnya tenga-tenaga trampil terdidik yang mumpuni / mampu untuk mengembangkan ketrampilannya pada masyarakat luas. Seiring itu mereka akan menuju pada penciptaan lapangan kerja sehingga mengurangi angka pengemis lowongan kerja di Tanah air.

Ini merupakan satu dari banyak impian mahasiswa PLS UNNES 2010.

BERSAMA MENGGAPAI CITA, PLS BERJAYA!

sumber : www.imadiklus.com

pendidikan luar sekolah

Pendidikan luar sekolah
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pendidikan luar sekolah (bahasa Inggris: Out of school education) adalah pendidikan yang dirancang untuk membelajarkan warga belajar agar mempunyai jenis keterampilan dan atau pengetahuan serta pengalaman yang dilaksanakan di luar jalur pendidikan formal (persekolahan).
[sunting] Karakteristik pendidikan luar sekolah

1. Pendidikan Luar Sekolah sebagai Subtitute dari pendidikan sekolah. Artinya, bahwa pendidikan luar sekolah dapat menggantikan pendidikan jalur sekolah yang karena beberapa hal masyarakat tidak dapat mengikuti pendidikan di jalur persekolahan (formal). Contohnya: Kejar Paket A, B dan C
2. Pendidikan Luar Sekolah sebagai Supplement pendidikan sekolah. Artinya, bahwa pendidikan luar sekolah dilaksanakan untuk menambah pengetahuan, keterampilan yang kurang didapatkan dari pendidikan sekolah. Contohnya: private, les, training
3. Pendidikan Luar Sekolah sebagai Complement dari pendidikan sekolah. Artinya, bahwa pendidikan luar sekolah dilaksanakan untuk melengkapi pengetahuan dan keterampilan yang kurang atau tidak dapat diperoleh di dalam pendidikan sekolah. Contohnya: Kursus, try out, pelatihan dll

sumber : http:/id.wikipedia.org

Budaya

Selasa, 08 Mei 2012

Pendidikan Nonformal – PNF

Pendidikan Nonformal – PNF Masih teringat di dalam benak Saya ketika salah seorang orang tua murid pernah mengatakan bahwa “zaman sekarang anak tidak cukup mendapat pendidikan di sekolah formal saja tapi juga di luar sekolah”. Kata-kata orang tua murid tersebut menimbulkan ide Saya untuk mengulas lebih jauh tentang pendidikan nonformal yang kini kian marak beredar di sekitar kita. Pada dasarnya ada tiga jenis pendidikan yaitu: pendidikan formal, pendidikan nonformal dan pendidikan informal.
  • Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan anak usia dini (TK/RA), pendidikan dasar (SD/MI), pendidikan menengah (SMP/MTs dan SMA/MA), dan pendidikan tinggi (Universitas). Pendidikan formal terdiri dari pendidikan formal berstatus negeri dan pendidikan formal berstatus swasta.
  • Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan.
  • Pendidikan Informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.
Kita sebagai masyarakat yang peduli akan dunia pendidikan wajib hukumnya tahu apa dan bagaimana peran ketiga jenis pendidikan ini. Dari ketiga jenis pendidikan ini, Saya hanya ingin mengulas sedikit tentang pendidikan nonformal yang turut berperan dalam upaya peningkatan kualitas dunia pendidikan.

sumber : www.imadiklus.com

Peranan Pendidikan Nonformal


images2 Peranan Pendidikan Nonformal Peran Pendidikan Nonformal Kehadiran berbagai PAUD dan lembaga pendidikan nonformal yang kian beredar di sekitar kita menunjukkan betapa pedulinya oknum pendidik nonformal terhadap dunia pendidikan nonformal. Ini akan sangat membantu para orang tua yang menginginkan nilai lebih yang dihasilkan anak-anak mereka sebagai bentuk pendukung pendidikan formal yang anak terima di sekolah. Dalam hal ini peran penting pendidikan nonformal sebagai salah satu bentuk layanan pendidikan yang bertujuan sebagai pengganti, penambah, dan pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat bergerak sebagaimana mestinya. Masyarakat patut bersyukur dengan keberadaan pendidikan nonformal maka kebutuhan anak-anak dalam mengganti, menambah dan melengkapi pendidikan formal mereka bisa terpenuhi. Sebut saja berbagai contoh yang ada di sekitar kita saat ini; dengan adanya Sanggar Kegiatan Belajar yang menawarkan pembelajaran seperti di sekolah formal tapi dengan keringanan jam belajar membantu anak-anak untuk tetap bersekolah di waktu mereka yang mungkin tidak sefleksibel anak-anak di sekolah formal. Pengadaan Program Paket A, B dan C oleh pendidikan nonformal membantu semangat anak-anak yang tidak lulus sekolah formal kembali berkobar karena peraturan pemerintah yang menyatakan ijazah mereka setara dengan anak-anak yang menimba ilmu di sekolah formal. Kemunculan banyaknya PAUD cukup meringankan beban orangtua yang mungkin sebagian besar waktunya terkuras akan dunia karir mereka. Di PAUD, anak-anak dipastikan mendapatkan dasar pendidikan formal sebagai bekal mereka sekolah nanti dan tambahan pendidikan informal sebagai pelengkap pendidikan informal yang mereka dapatkan di lingkungan keluarga. Banyaknya Lembaga Kursus dan Bimbingan Belajar yang kian marak di sekitar kita dapat menjadi penambah dan pelengkap ilmu yang anak-anak peroleh di sekolah formal. Sungguh besar peran dunia pendidikan nonformal.
Bersikap selektif
Menilik banyaknya PAUD, lembaga kursus dan bimbingan belajar yang berlomba-lomba menawarkan keunggulan dari masing-masing lembaga, banyak orang tua berbondong-bondong mengantarkan anak-anaknya ke lembaga pelayanan pendidikan nonformal tersebut berharap buah hati mereka mendapatkan pendidikan tambahan yang tepat dan baik untuk melengkapi kebutuhan pendidikan formal mereka. Oleh karena itu sudah selayaknya orang tua bersikap selektif dalam memilih PAUD, lembaga kursus dan bimbingan belajar yang tepat untuk anak-anak mereka mengingat kian maraknya keberadaan layanan pendidikan nonformal yang hanya berasas manfaat. Jadi, meninjau betapa banyak kelebihan yang ditawarkan pendidikan nonformal dalam rangka melengkapi pendidikan formal dan informal sudah sepantasnya lah kita sebagai masyarakat yang peduli akan pendidikan generasi penerus bangsa memilih yang terbaik dan sesuai kualitas yang ditawarkan. Jangan lupa untuk menjadi saksi keberhasilan anak-anak akan proses belajar yang dilakukan selama anak-anak dalam masa pembelajaran di PAUD, Lembaga Kursus dan Bimbingan Belajar di sekitar kita. Buat anak, jangan coba-coba. Apalagi menyangkut pendidikan yang bersifat mendidik sepanjang hayat. Jadilah pendidik sejati yang berawal dari pendidikan di lingkungan keluarga, masyarakat dan bangsa.

sumber : www.imadiklus.com

Jenis dan Sasaran Pendidikan Nonformal


images1 Jenis dan Sasaran Pendidikan NonformalJenis dan Sasaran Pendidikan Nonformal Pendidikan nonformal adalah salah satu bentuk layanan pendidikan yang bertujuan sebagai pengganti, penambah, dan pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Adapun jenis pendidikan nonformal dapat berupa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja. Pendidikan kesetaraan meliputi Paket A, Paket B dan Paket C, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik seperti: Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, majelis taklim, sanggar, dan lain sebagainya, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
Dengan bermunculannya pendidikan nonformal di sekitar kita maka diharapkan anak akan mendapatkan nilai dan ilmu lebih dari apa yang telah mereka dapatkan di sekolah dan lingkungan keluarganya. Sesungguhnya pendidikan nonformal adalah pendukung dari pendidikan formal yang anak-anak wajib hukumnya dapatkan di sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta. Pendidikan Nonformal juga pendukung dari pendidikan informal yang anak-anak harus terima dari lingkungan keluarga. Dalam hal ini menyangkut pendidikan agama, budi pekerti, etika, sopan santun, moral dan sosialisasi yang seharusnya diperkenalkan perdana sekali oleh kedua orang tua mereka. Terkadang tidak sedikit orang tua yang melupakan peran pentingnya dalam mengutamakan pendidikan informal melalui tangan mereka sendiri. Mereka lebih puas jika pendidikan informal itu menjadi tugas rangkap para pendidik di pendidikan nonformal. Lihat saja sekarang, anak usia dibawah 3 tahun saja sudah banyak yang dididik di PAUD padahal sudah menjadi peran penting orang tua lah pendidikan anak usia dini. Segala sesuatu harus berawal dari keluarga karena hal itulah yang akan menciptakan kepribadian anak nantinya. Intinya, pendidikan nonformal hanyalah pendukung dari segala jenis pendidikan.

sumber : www.imadiklus.com